Minggu, 11 Desember 2011

Tips biar motor matic irit

ARTIKEL 1:
hal yang paling dieluhkan dari skuter matic adalah konsumsi bahan bakarnya yang lebih boros ketimbang motor dengan transmisi manual.
Namun, bukan tak mungkin membuat motor matic atau skuter matic ( skutik ) kita menjadi lebih irit.
Dalam artikel ini saya akan memberikan tips dan trik untuk membuat motor matic kamu jadi lebih irit bensin.
Hal yang ditekankan disini berhubungan dengan cara kamu mengendarai motor matic kamu.
Yup, agar motor matic kamu irit, sangat tidak disarankan untuk bermain-main dengan gas
Kenapa?

Karena motor matic membutuhkan waktu lebih lama untuk menyesuaikan kebutuhan bensin kamu (lebih tepatnya mengurangi).
Jadi apabila kamu tancap gas kemudian berjalan perlahan atau ngerem mendadak maka bensin akan terus nyembur sampai disesuaikan secara otomatis.
P.S. Cara ini sudah saya coba dan hasilnya alat penunjuk bensin yang biasanya habis separuh kotak sekarang malah tak kelihatan kalau bensinnya berkurang. Ini artinya MISI BERHASIL :sokkeren: :yoyo:
P.S.S ketika ngendarain motor di jalan yang sepi usahakan gak usah ngebut. Teratur saja ngendarain motor matic kamu kalau gak pengen dompet tipis

ARTIKEL 2:
Apakah skuter matik anda boros BBM? Dari yang udah pernah kita dengar emang skutik terkenal lebih boros bensin daripada motor bebek dengan kapasitas mesin yang sama. Alasannya jelas karena CVT yang memaksa mesin selalu bermain di RPM relatif tinggi untuk mulai menggerakkan roda belakang. Jika pada motor bebek, cukup dengan memutar gas sedikit aja udah mampu bikin motor bergerak. Sedangkan pada skutik perlu RPM lebih tinggi untuk membuatnya bergerak yang otomatis bikin bensin yang tersedot lebih banyak.

Spek yang dipake
Kali ini aku coba ngetes berapa sih konsumsi bensin vario tahun 2008 awal punyaku. Nih motor standar abisss… Sebenernya gak cuma sekali ini aku ngetes konsumsi bensin varioku. Tapi pengetesan kali ini yang paling mutakhir! beuh…gaya banget!
BBM yang dipake jenis non subsidi yaitu Pertamax, maap-maap nih yang ngerasa punya mobil mewah harga Rp 250 juta ke atas harus malu ma aku kalo masih ngisi tangkinya pake BBM subsidi untuk rakyat miskin! Motorku yg cuma vario aja mulai anti BBM non subsidi tuh! Kondisi motor udah 3 bulan gak diservis dan 5 bulan gak banti oli, jadi gak lagi dalam kondisi prima nih. Sengaja juga sih buat ngebandingin sama konsumsi bensin kalo udah servis dan ganti oli entar.
Mulai Pengetesan
Dilakukan 2 kali pengetesan biar lebih akurat. yang pertama, Senin 17 Mei ngisi Pertamax sampai full tank di SPBU Pasti Pas di utara tugu jogja. Odometer menunjukkan 6801,5 km. Motor dipake seperti biasanya mengantar ke kampus, rumah, ke beberapa rekan dan kolega juga menyambangi beberapa tempat lainnya. Sempat juga motor ini dipinjam teman dan ayahku waktu lagi bertandang ke jogja yang punya riding style beda-beda. Juga sempat nganggur beberapa hari karena lagi long weekend.
Seminggu kemudian yaitu Senin 24 Mei setelah angka di odometer berubah jadi 6863,3 km tangki bbm kembali diisi ful. Pukul 09.00 menuju SPBU yang sama seperti waktu ngisi. Dibutuhkan pertamax sebanyak 1,55 liter untuk membuat tangki bensin benar-benar full! Mari berhitung konsumsi bensinnya…
6863,2 km – 6801,5 km = 61,7 km
61,7 / 1,55 = 39,8
jadi konsumsinya—> 39,8 km/L

Setelah motor kembali dipake membanting tulang mencari ilmu dan kesenangan kesana kemari, Sabtu 30 Mei odometer udah ngasih tau angka 6965, 7. Datang lagi ke SPBU yang sama kayak sebelumnya. Kali ini butuh Pertamax sebanyak 2,44 liter. Yuk ngitung lagi…
6965,7 km – 6863,2 km = 102,5 km
102,5 / 2,44 = 42,008
nah kalo ini konsumsinya—> 42,008 km/L

Jadi kalo dirata-rata 40,9 km/L. Gimana? termasuk boros gak skutikku? Ini baru vario loh, gak tau skutik lain macam Mio, Spin, Nouvo, Skywave, Spin atau Kymco. lagian nih motor lagi gak kondisi fit. Harusnya kalo udah diservis dan ganti oli bakal lebih irit. Dulu juga pernah beberapa kali kutes konsumsi bensinnya, hasilnya dari yang paling boros 33km/L gara-gara belum bisa ngatur emosi naik motor matik sampe 54 km/L waktu survey KKN ke Bantul. Tapi rata-rata buat dalam kota sekitar 40-43km/L. tapi yang jelas masih lebih irit daripada Tigerku yang konsumsi bensinnya kira-kira 35km/L.
Cara Simpel Hemat Berkendara
Sedikit tips simpel buat bikin hemat skutik:
- Tiap membuka gas harus diurut, gas dipelintir dikit-dikit. Pokoknya jangan sampai bikin suara mesin meraung, ikuti aja suara putaran mesin. Gas diputer dikit, kalo udah mulai jalan bisa ditambah lagi dikit, gitu juga kalo kecepatan mulai naik bisa digas lagi dikit, gitu seterusnya.
- Buat mengurangi kecepatan hampir sama dengan di atas. Tutup gas sedikit-sedikit. Usahakan berhenti memanfaatkan deselerasi alami dari motor. Misal di lampu merah, dari kejauhan kita udah mulai ngurangin gas sampai akhirnya gas nutup penuh, biarkan motor menggelinding sampai di lampu merah. Kalaupun menggunakan rem usahakan menekan sehalus mungkin tanpa hentakan, berbarengan rem depan-belakang.
- Jaga emosi. Biasanya tantangan berat adalah provokasi dari rider lain yang naik motor ngebut dan bikin hati kita “panas” pengen ngeladenin. Apalagi kalo di lampu merah dan kita ada di barisan terdepan. Begitu lampu hijau motor-motor yang lain saling berebut jalan duluan sambil ngebut. Gak usah kebawa emosi ikut-ikutan mereka! tetep lakukan cara ke 1 di atas! cuekin aja motor yang sok tarik-tarikan pas lampu ijo, cuman buang-buang bensin tuh…
- Perhatikan kesehatan motor, servis teratur, gak telat ganti oli (jangan ikutin aku yg telat servis dan ganti oli ya! gak baik…hehe), tekanan ban, hanya mengisi bensin di SPBU yang terpercaya.
Yupz…sekian curhatku! moga vario ente lebih irit dari punyaku yah…!

ARTIKEL 3:
Perang, perang dan perang! Itu yang terjadi pada atmosfer dunia skubek Tanah Air. Malah dengan perang terbuka itu, nggak sedikit pabrikan yang klaim, kalau skubeknya paling irit di kelasnya.

Melihat penampakan alias fenomena seperti itu, MOTOR Plus tak tinggal diam. Coba melakukan pengetesan terhadap empat skubek. Yaitu Honda Vario, Kymco Free LX, Suzuki Spin 125 dan Yamaha Mio.

Uji Komparasi 4 Merk Matic
Perang, perang dan perang! Itu yang terjadi pada atmosfer dunia skubek Tanah Air. Malah dengan perang terbuka itu, nggak sedikit pabrikan yang klaim, kalau skubeknya paling irit di kelasnya.

Melihat penampakan alias fenomena seperti itu, MOTOR Plus tak tinggal diam. Coba melakukan pengetesan terhadap empat skubek. Yaitu Honda Vario, Kymco Free LX, Suzuki Spin 125 dan Yamaha Mio.

Supaya fokus, pengetesan tak menilik soal handling dan fitur lagi seperti sudah dibahas di Em-Plus edisi 395/VI. So, empat skubek langsung diuji oleh empat tester MOTOR Plus yang punya gaya khas dan tentu saja berbeda.

Aries, mantan pembalap liar dan doyan balap di aspal. Ia mampu buka-tutup gas dan pintar memainkan rpm. Herry Axl punya latar belakang tracker. Kalau kumat, cara bawanya cenderung akseleratif dan doyan buka-tutup gas. Isf@n, senang turing. Ia ogah main di rpm tinggi dan suka ngurut gas seperti perlakuan pada motor lawas. Sedang Eka yang juga eks pebali, cendrung memainkan semua karakter.

Misal, jika sampeyan suka memutar langsung grip gas ketika hendak melaju. Sementara, ada juga pengendara yang pilih mengurut bukaan gas. Tapi tidak menutup kemungkinan, ada juga bikers yang suka memainkan throttle alias senang buka tutup gas.

Supaya fair dan mendekati kebenaran, seluruh tester mencoba semua motor dalam rentang rolling thunder berjarak 120 km. Tiap 15 km, skubek ganti tester dengan metode stop and go. Perbedaan karakter ini jelas mempengaruhi konsumsi bahan bakar setiap skubek. Oh ya, tentunya pengin tahu juga dong spek masing-masing tester terutama berat badannya. Aries 77 kg, Axl 64 kg, Isf@n 70 kg dan Eka 60 kg. Jika diambil rata-rata, maka total beban tanggungan tiap skubek 67,8 kg.

Makin afdal, seluruh tester dibebani peraturan. Jarak 60 km awal, semua rider tidak diperbolehkan geber skubek di atas 70 km/jam (rata-rata berkendara dalam kota).

Lahan rolling hard dibuat bervariasi. Mulai dari kantor dan dalam kota, menuju provinsi Banten ke arah Cileduk dan Serpong, Tangerang. Kilometer pertama, disuguhi hiruk pikuknya kemacetan Jakarta. Buka-tutup gas nggak beraturan.

Tak lama kemudian kami disuguhi jalan sempit dan lengang pinggiran kota tapi banyak polisi tidur. “Oi.., yuk masuk jalanan off-road, pengin tahu nih, siapa yang lebih irit,” kata Axl. Wow, naluri grasstracknya keluar! Usai menempuh rute yang diinginkan, konsumsi bensin dihitung ulang. Prosesnya, skubek diisi kembali di SPBU. Sebagai catatan, kondisi tangki dalam keadaan penuh sejak berangkat.

Itu metode pertama, lho! Setelah 60 km terakhir, pengetesan dilakukan dengan kecepatan bebas. Di sini keempat skubek diuji serius. Karakter setiap rider lebih bebas keluar. Semuanya mencoba besut dengan kecepatan puncak di setiap motor. Prilaku ini diambil lantaran tidak sedikitnya bikers yang memacu hingga limit kecepatan.

Berdasarkan dua metode ini, Em-Plus mengungkap data konsumsi bensin. Ingin tahu berapa konsumsi bensin yang dihabiskan? Jangan ngopi dulu!

TES PERTAMA

Bensin dipukul rata! Artinya, semua skubek wajib minum bensin tanpa timbel atau Premium TT. Sesuai kesepakatan, empat tester mulai mengendari besutan dengan gaya berbeda. Kecepatan seluruh skubek, dipatok tidak boleh lebih dari 70 km/jam.

Sesi pertama, Honda Vario menunjukan keunggulan. Lantaran skubek pabrikan berlambang sayap mengepak ini, mampu menempuh jarak 48,8 km untuk 1 liter Premium. Angka segitu tergolong irit buat ukuran konsumsi skubek.

Bisa seperti itu, karena power mesin yang dihasilkan Vario sejak putaran rendah hingga menengah cukup rata. Aliran tenaga merata seiring bukaan V-Belt. Jadi, meski kerap dibejek atau buka-tutup gas, konsumsi bensin tidak terlalu pengaruh.

Suzuki Spin 125, berhasil menduduki peringkat kedua dalam konsumsi BBM. Satu liter Premium TT, sanggup menempuh jarak 42,4 km. Sayang, meski mesin Spin 125 lebih besar 15 cc dari kompetitor, tapi belum mampu menutup kekurangan skubek yang rata-rata cukup boros BBM.

Sementara itu, Kymco Free LX bertengger di urutan ke-3. Bisa jadi, ini karena ban besar di pelek diameter 12 inci, cukup berat dipuntir mesin sebagai awalan buat start. Sehingga daya gesek ban dengan aspal cukup besar.

Posisi terakhir Yamaha Mio. Cukup unik karena kalau dilihat dari kapasitas Mio paling imut. Tapi untuk kelas skubek, kapasitas kecil membuat putaran mesin di awalan (akselerasi) jadi butuh lebih tinggi.

Nah, di sinilah kelemahannya. Apalagi jalan yang dilintasi kebanyakan agak ‘pamer paha’ alias padat merayap patah harapan alias macet, bo! Jadi buka-tutup gas lebih sering terjadi.

TES KEDUA

Sesuai perjanjian, pada sesi kedua dipaksa jalan lebih kencang. Tester diperbolehkan jalan secepatnya menuju kantor. Rute jalan yang dilalui sama dengan jalan berangkat. Hanya saja, kondisi lalu lintas agak lancar ketimbang berangkat.

Bensin pun diisi ulang sampai penuh dengan Premium TT. Di sini, Free LX menunjukkan ketangguhan. Jika test pertama skubek Kymco ini bertengger di posisi ke-3, pada sesi kedua muncul jadi yang terbaik.
Konsumsi bensin paling irit. Satu liter Premium TT, mampu meluncurkan sejauh 42 km. Padahal dalam perjalanan pulang itu, empat skubek ini kerap digeber hingga top speed.

Kembali Vario membuktikan, bahwa teknologi Honda tetap mengacu pada hemat bensin. Motor yang dipromosikan Agnes Monica itu, ke-2 dalam urusan konsumsi bahan bakar saat adu geber-geberan. Tapi tentunya penggunanan Premium TT jadi lebih boros ketimbang dipakai santai di bawah 70 km/jam.

Suzuki Spin 125 berada di urutan ketiga. Tapi penggunaan bensin masih realitis untuk kategori skubek. Ingat lho, skubek memang lebih boros ketimbang bebek. Itu karena skubek menggunakan sistem penggerak CVT.

Dalam test kedua sayangnya Mio tidak bisa memperbaiki performa. Skubek yang punya slogan promosi otomatis duluan ini, agak royal minum bensin.

Tapi jika diperhatikan penambahan kebutuhan bensin, Mio paling jempolan. Dibawa secara alus atau digeber abiz, tidak drastis menyedot Premium TT. Untuk 1 liter jarak tempuhnya, hanya berkurang 3,6 km. Sementara untuk skubek lain bisa berkurang di atas 5 km.

Hasil Pengetesan I

1. Honda Vario : 48.8 km
2. Suzuki Spin 125 : 42.4 km
3. Kymco Free LX : 34 km
4. Yamaha Mio : 32.2 km

Hasil Pengetesan II

1. Kymco Free LX : 42 km / ltr
2. Honda Vario : 39,4 km / ltr
3. Suzuki Spin 125 : 32,5 km / ltr
4. Yamaha Mio : 28,6 km / ltr

Sumber : Motorplus

ARTIKEL 4:
Hampir menjadi pendapat umum bahwa motor matic sangat boros dalam pemakaian bahan bakar! Mungkin anda salah dalam merawat dan menggunakan motor matic tersebut. Berikut ada tips kecil agar motor matic kesayangan anda irit dalam pemakaian bahan bakar.

1. Rajin membersihkan karburator
Fungsi kerja karburator adalah mengatur suplai bahan bakar pada mesin. Jika anda tidak rajin dalam merawat alias malas membersihkan, hal ini menyebabkan suplai bahan bakar pada mesin tidak berlangsung secara normal dan pada gilirannya membuat pembakaran pada mesin juga tidak sempurna, saat motor dipacu yang sudah barang tentu membutuhkan kerja mesin secara maksimal, akan memaksa karburator menyalurkan bahan bakar secara berlebih dari biasanya alias boros.

2. Rutin mengganti olie mesin secara berkala sesuai aturan
Mesin adalah blok utama pada semua jenis motor yang berfungsi sebagai penggerak. Fungsi olie pada mesin adalah agar membuat bagian dalam mesin tidak cepat aus atau macet ketika harus bekerja/bergesekan). Jika olie pada mesin tidak diganti secara rutin (berkala sesuai aturan), maka mesin akan berkerja lebih berat (dikarenakan tingkat kekentalan pada olie berubah oleh panas pada mesin dan pemakaian mesin dalam jangka waktu tertentu). Jika mesin bekerja lebih berat dari biasanya tentu membutuhkan bahan bakar yang tidak sedikit.

3. Rajin memeriksa tekanan angin pada kedua ban (depan dan belakang)
Lebih mudah mana? menarik gerobak bermuatan 1 ekor gajah  dengan menarik gerobak bermuatan 1  semut?
Memeriksa tekanan angin pada ban mungkin hal yang sangat sepele, akan tetapi sebenarnya setiap motor dirancang memiiki batas muatan maksimal. Jika tekanan angin pada ke dua ban tidak sesuai standar (lebih-lebih jika over muatan) maka kerja mesin akan berlangsung berat agar bisa melaju, dan tentunya membutuhkan bahan bakar dalam jumlah cukup banyak.

4. Jangan menarik gas secara spontan
Putaran stabil pada mesin tidak terjadi secara spontan, melainkan butuhkan beberapa saat. Seperti saat pertama kali mengayuh sepeda tentu sangat berat, jika putaran pada kedua ban sudah stabil, maka proses mengayuh jauh terasa lebih ringan. Begitu juga dengan putaran pada mesin motor matic, jika pada awal start anda menarik gas secara spontan (dengan maksud agar motor dapat melaju kencang), maka suplai bahan bakar pada mesin akan masuk dalam jumlah banyak, padahal pembakaran baru terjadi dan belum stabil, nah hal ini lah yang membuat motor matic kesayangan anda terkesan boros dalam pemakaian bahan bakar. Tipsnya adalah biarkan beberapa saat mesin bekerja agar mencapai putaran secara stabil (jumlah bahan bakar yang dipakai standar), baru kemudian anda dapat menambah gas agar motor dapat melaju lebih kencang.

Tentang Suzuki Skydrive 125

Suzuki Skydrive adalah gacoan baru kelas automaticnya/maticnya Suzuki. Sedari dulu sejak Suzuki mulai memperkanalkan type  automatic, saya belum ada yang cocok, baik secara desain ataupun tongkrongan. Sampai akhirnya tadi pagi ada saudara saya Muhammad Bardi, yang menawarkan type terbaru hasil Regenarsi atau bahasa kerennya faceliftnya Spin. Suzuki Skydrive adalah automatic motorcycle yang bermesin 125cc.
Suzuki Skydrive 125cc ini adalah termasuk kelas automatic yang saya sebut maticnya terbaru Suzuki. Waktu Suzuki mencoba masuk kelas matic, tidak ada satupun produk yang menarik hati saya. Bagi saya desainnya masih sangat kaku dan kurang cocok untuk diri saya Tapi dengan berat hati setelah Suzuki Skydrive 125 ini muncul perasaan kuno langsung hilang. Betapa tidak, sedari dulu matic idaman saya Mio Soul yang lebih gagah dibanding Mio standar akhirnya terpatahkan oleh sang Skydrive ini.
Untuk kelas matic, Roda dari Skydrive ini termasuk yang terbesar, seperti yang kita tau, rata rata roda matic hanya 275 tapi Suzuki Skydrive bermain dengan 300. Untuk warna? warna bisa dibilang antik dan unique, mulai dari merah, biru, perak dan emas dan tentu saja hitam. Seperti Suzuki Masa lalu saya yang heboh dengan Adira Financenya yang berwarna biru, Skydrive saya inpun kembali saya ambil corak biru dengan lebih nuansa metalicnya ;)

Konsumsi Bahan Bakar?
Berdasar informasi, konsumsi bahan bakar Skydrive 125 termasuk irit, dengan 1liter bensin, kita bisa tempuh 45km atau bisa sampai 50km dengan mode ngirit atau setidaknya bisa sampai 40km. Lumayan ngirit untuk kelas matic bukan?

Tentang Motor Matic Suzuki

Rasakan Sensasi Berkendara SPIN 125 dan SKYWAVE 125 Produk Matic Suzuki
Rasanya title diatas cocok bagi anda yang belum pernah mencoba produk keluaran dari Suzuki. Untuk tiap produk, Suzuki selalu menghadirkan varian motor dengan inovasi yang berbeda, diharapkan pengguna motor Suzuki akan merasakan sensasi berkendara yang berbeda pula tiap variannya. Rasanya tidak terlalu berlebihan jika kami menyebut Suzuki sebagai Inovasi sempurna dengan performa Prima.

Anda sebagai konsumen saat ini harus jeli dalam memilih produk motor pabrikan, bukan tidak mungkin jika anda nantinya akan dikecewakan sebuah produk yang hanya menawarkan Merk terkenal maupun nama besar saja. Atau bahkan dewasa ini masyarakat masih terbawa budaya latah, dimana suatu merk yang lagi trend saat itu, ya itulah yang akan dipilih tanpa menghiraukan keunggulan teknologi maupun segi ekonomis. Taruhlah contoh untuk pengguna matic, anda mungkin tahu sepeda motor matic yang lagi digandrungi baru – baru ini, tapi anda mungkin juga tahu seberapa banyak konsumsi bahan bakar untuk tiap Kilometer dari sepeda motor matic ini? Jelas Boros, dan jelas tidak ekonomis.. Itu berlaku pada merk lain. Sedangkan untuk varian Matic, Suzuki menghadirkan Suzuki Spin 125, dalam salah satu test uji telah membuktikan untuk jarak kurang lebih 45 KM, Suzuki Spin 125 hanya membutuhkan 1 Liter bensin. Padahal Suzuki Spin mengusung teknologi mesin 125 cc yang jauh bertenaga dibanding produk lain hanya sekian cc, perlu dibuktikan..!? Karena itu bukan berlebihan jika Best Performance kategori matic disematkan Tabloid Otomotif untuk Spin 125. Karena hanya Spin yang memakai teknologi Super CVT ( Continuous Variable Transmission ) yaitu teknologi transmisi otomatis lebih nyaman dan mudah dengan akselerasi halus bebas hentakan untuk segala kondisi jalan. Gas buang ramah lingkungan? Tentu saja karena dilengkapi PAIR ( Pulse Secondary Air Injection ) & Catalytic Converter sehingga sisa pembakaran yang dibuang mudah terurai di udara bebas sesuai standart UERO II. Pernahkah anda mendengar istilah SCEM..?? Suzuki Composite Electrochemical Material ( SCEM ) merupakan teknologi mutakhir yang meringankan bobot silinder, menekan keausan dinding silinder dan mempercepat pelepasan panas yang hanya Suzuki satu – satunya menerapkan teknologi ini. Mengusung teknologi tingkat tinggi memang perlu diimbangi dengan model body yang canggih pula. Karena segmen pasar yang dibidik adalah remaja maka tampilan Spin 125 didesign dengan gaya fun. Warna warni dipilih ceria, dengan design striping cool khas anak muda tapi bukan berarti untuk anda yang tua pun tidak cocok mengendarainya.

Agaknya Suzuki memandang bahwa sepeda motor bukan sekedar sebagai alat transportasi saja. Berbagai inovasi diterapkan untuk kemudahan, kenyamanan dan yang pasti kepuasan konsumen. Karena itu selain Spin 125, Suzuki menghadirkan Skywave 125 yang juga bertipe matic dengan spefikasi mesin tak kalah hebatnya dengan pendahulunya Spin 125. Hanya saja dilihat dari design, kayaknya Skywave lebih membidik segmen pasar dengan usia menengah keatas. Karena Skywave 125 hadir dengan tampilan elegan dan design striping yang dinamis. Segala kemewahan dituangkan dalam satu karya nyata Suzuki yang disebut Suzuki Skywave 125. Otomatis gelar Best Design kategori matic disandang oleh Suzuki Skywave 125 ( versi tabloid Otomotif ). Sebagai penambahan kenyamanan dan keamanan berkendara, Skywave dilengkapi safety switch yang dipasang pada standar samping yang berfungsi memutus arus jika standar samping digunakan. Tidak cukup samapi disitu karena masih banyak lagi keunggulan yang ditawarkan Suzuki untuk kepuasan konsumen

Fungsi Rem Belakang Dan Belakang pada sepeda motor untuk teknik pengereman

Salam Brotherhood....
Salam Persaudaraan tanpa batas.....

Hehehehe kali ini kita akan bahas materi yang nggak bosen-bosen kita bahas,yaitu basic skill Safety Riding Course.
sudah banyak artikel dan kursus safety Riding diluar sana yang membahas mengenai teknik pengereman. Yup, pengereman adalah salah satu teknik berkendara yang paling penting. Bagaimana gak penting, coba aja bawa motor yang nggak ada rem-nya. Dan Yang ini akan dibahas dengan lengkap dan komprehensif. so cukup panjang untuk dipelajari.
Banyak pengendara motor terlalu yakin dengan kemampuannya menggunakan rem.karena sebagian besar pengendara motor memang melakukan pengereman dalam kondisi yang normal-normal saja. Atau dalam kondisi yang tidak emergensi. Kalau dipikir-pikir, memang benar sih, kalau kita bawa motor dengan benar, ehm.. maksud saya benar-benar “benar”, maka tidak perlu terjadi pengereman dalam keadaan emergensi, karena semuanya tertangani dengan benar, tidak kebut-kebutan, konsentrasi di jalan, patuh rambu-rambu lalulintas dan berkendara penuh etika.
Namun tetap saja hal-hal diluar perkiraan kita selalu terjadi, ditengah jalanan yang padat dan ramai serta terus menerus berubah-ubah secara dinamis. Ada saja orang yang menyeberang jalan tanpa tengak-tengok kiri dan kanan. Ada saja pengendara motor yang suka potong-potong jalur orang seenaknya sendiri. Dan lain sebagainya. Dalam keadaan inilah keahlian dalam pengereman yang baik dan benar dibutuhkan, bukan hanya sekedar rem sambil ngomel-ngomel.
Latihan “Sudden Break”
Untuk benar-benar mengetahui kemampuan kita dalam hal pengereman adalah dengan mencobanya langsung di lapangan. Atau coba langsung di jalanan yang sepi. Jangan takut, kalau takut, mendingan gak usah bawa motor sama sekali . Dengan berlatih, kita sudah mempersiapkan mental dan fisik bahwa kita akan mencoba pengereman. Mendingan coba waktu latihan daripada coba langsung pada saat emergensi. Betul gak ?
Latihan pengereman biasanya disebut dengan “Sudden Break”. Dan latihan ini sudah jadi standar pelatihan di kursus-kursus atau pelatihan Safety Riding dimanapun.So harusnya semua orang yang pernah ikutan SRC (Safety Riding Course) pastinya sudah pernah mencicipi latihan ini. Tapi, gak harus ikutan SRC kok buat latihan pengereman. Disarankan untuk melatih “Sudden Break” setiap kwartal (3 bulanan). Walaupun anda sudah mengantongi puluhan ribu kilometer pengalaman, tetap saja, sebaiknya anda terus menerus melatih kemampuan pengereman ini. Agar reflek kita tetap tajam dan fresh.
Seperti yang sudah dikatakan, latihan “Sudden Break” tidak perlu harus dalam situasi yang formal seperti dalam pelatihan SRC, anda cukup datang kepelataran parkir, atau lapangan dengan permukaan yang keras dan bersih, sukur-sukur bisa dapat tempat seperti landasan pesawat terbang, he he he ,yang tidak terpakai tentunya dan gak sampe dikejar-kejar satpam. Cukup manfaatkan 10 menit saja untuk berlatih pengereman. Pokoknya, pada intinya, adalah melatih kemampuan pengereman anda dan menciptakan kesempatan untuk melatih diri.
Kalau anda dapat tempat luas dan lapang, cobalah berkendara pada kecepatan 25 hingga 35 km/jam, dalam arah yang lurus. Kemudian lakukan pengereman di suatu titik hingga motor berhenti total dan anda turunkan kaki kiri anda (tangan kanan masih menarik tuas rem depan secara maksimum dan kaki kanan masih menginjak pedal rem belakang).
Dalam situasi emergensi, kita sebaiknya tidak memikirkan kopling karena anda terfokus untuk berhenti secepatnya. Biarkan tuas kopling dilepaskan dan tangan kiri anda menggenggam stang dengan kuat. Mesin akan membantu pengereman dengan “engine break” dan biarkan mesin mati (karena “enggine log”) sewaktu anda berhenti total.
Sewaktu melakukan pengereman, tangan kanan anda hendaknya meremas tuas rem. Jangan di sentak dengan jari. Kenapa ? karena, sewaktu anda mulai pengereman bobot motor dan pengendara akan teralihkan keroda depan, seiring dengan pengalihan beban kedepan, roda depan yang secara progresif menerima beban akan menekan permukaan jalan secara bersamaan. Logikanya, kalau semakin menekan permukaan jalan, maka traksi (daya rekat/cengkeram roda pada permukaan jalan) juga akan bertambah. Semakin tinggi traksi, maka rem bisa semakin di perkuat.
Berbeda dengan roda belakang, pada roda depan, traksi akan bertambah seiring dengan beban yang teralihkan kedepan, sementara roda belakang justru semakin kehilangan traksi.
Jika tuas rem depan disentak oleh jari, maka, belum sempat beban teralihkan kedepan, rem sudah maksimal dan bisa menyebabkan “skidding” (tergelincir). Diperlukan waktu sekitar 1 detik dari kondisi lepas hingga pengereman maksimum, atau dengan kata lain, sejak anda mulai menarik tuas rem hingga tuas rem itu benar-benar tertarik dengan tenaga maksimum jari-jemari adalah dalam 1 detik. 1 detik waktu yang cukup bagi beban bobot motor dan pengendara untuk teralihkan ke roda depan dan mencapai traksi maksimum.
Sewaktu melakukan pengereman, jangan hanya mengandalkan rem depan saja, rem belakang juga dimanfaatkan namun tidak perlu terlalu keras, cukup untuk menstabilkan motor agar tetap bergerak lurus kedepan dan jangan sampai mengunci, ini penting, INGAT !!! Jangan sampai mengunci !!!. Sliding dengan roda belakang dapat menimbulkan “High Side Fall”.
Percayalah, kita akan sangat bersyukur bila anda melatih diri anda sendiri untuk lebih menguasai teknik Pengereman yang baik, adalah dengan berlatih secara teratur. Cukup 10 menit saja, anda sendiri.
Oh.. satu lagi, sebelum anda mencoba berlatih, lengkapi diri anda dengan Gear yang memadai. Untuk jaga-jaga.Rem Depan
Rem depan memberikan kemampuan pengereman yang terbaik bagi motor anda. Beberapa literatur seputar Safety Riding mengatakan bahwa “Front Brake is the one that STOP”. Sebab, saat melakukan pengereman, berat motor dan pengendaranya akan berpindah kedepan dan memperbesar traksi roda depan.
kita bisa coba sendiri untuk menekan telapak tangan kita pada permukaan meja, semakin kuat anda tekan telapak tangan ke meja, maka semakin berat bagi tangan anda untuk bergeser dari permukaan meja.
kita perlu memberi waktu bagi bobot tubuh dan motor untuk bergerak kedepan dan secara bersamaan meningkatkan daya rem roda depan, dengan meremas tuas rem secara progresif selama 1 detik hingga mencapai pengereman maksimum.
Sayangnya, banyak pengendara motor yang justru takut melakukan pengereman roda depan. karena Mereka percaya pada mitos yang mengatakan bahwa dengan melakukan pengereman roda depan, motor akan terpelanting kearah depan. Mereka sering menyalahkan kondisi ini padahal mereka justru tidak punya keahlian pengereman yang baik. Kondisi pengereman seperti “stoppie yang kelewatan” ini tidak akan terjadi, kecuali memang sipengendara menginginkannya, dan hanya motor-motor dengan COG (Center Of Grafity) yang terlalu tinggi yang akan mengalami hal ini, itu pun karena si pengendara motor memang menginginkannya atau panik. Yang lebih disayangkan lagi adalah, mitos ini terus menerus disebarkan dari pengendara motor ke pengendara motor yang lain.
Potensi bahaya yang timbul dari pengereman roda depan adalah justru timbul dari roda depan yang skidding. Bila skidding sampai terjadi, segeralah melepaskan rem depan dan kembali melakukan pengereman secara progresif. Karenanya, jangan serta merta menyentak tuas rem depan, melainkan di remas secara progresif. 1 detik.
Memang susah untuk tidak menyetak tuas rem depan disaat yang sangat tiba-tiba seperti orang gila yang tiba-tiba loncat kedepan jalur motor kita, itulah gunanya kita berlat
........satu lagi, percayalah pada “rem depan” kita.
Rem Belakang
Yup,mungkin sudah bisa menebak, pada saat pengereman berat beban motor dan pengendara akan bergerak kedepan, menjadikan roda belakang kekurangan traksi dan tidak efektif untuk pengereman. Itulah sebabnya, skidding roda belakang pada saat pengereman tiba-tiba sangat umum terjadi. Memang susah untuk merasakan apakan roda belakang sedang sliding atau belum, dan menentukan “pressure” yang pas bagi pedal rem belakang.kita harus merasakan karakteristik rem belakang motor kita. Bagaimana caranya ? Dengan berlatih secara teratur.
Mungkin anda bertanya, lalu apa gunanya rem belakang kalau yang menghentikan motor adalah rem depan ? Jawabannya adalah, pada faktanya, rem belakang juga membantu untuk melambatkan motor sekaligus menstabilkan motor saat melakukan pengereman.
Ada beberapa literatur yang mengatakan, jika dalam latihan kita terus menerus menyebabkan roda belakang tergelincir (skidding),  maka, berhetilah menggunakan rem belakang, letakkan kaki anda pada foot rest tanpa menyetuh pedal rem. Kalau refleks anda yang melakukan pengereman hingga skidding, maka letakan kaki kanan anda pada foot rest untuk boncenger. Saat ada kesempatan, periksalah sistem pengereman kita, dan buat agar rem tidak terlalu menggigit.
“Banyak orang mengganti rem belakang yang aslinya tromol jadi disk brake. Niatnya sih, agar pengereman jadi lebih sempurna, walhasil, justru bikin rem belakang terlalu menggigit dan menyebabkan skidding yang berlebihan. Skidding roda belakang adalah penyebab terjadinya High Side Fall yang fatal.”.
Hmmm, walaupun demikian, ada kalanya rem belakang lebih punya andil dibandingkan rem depan. Pada situasi-situasi khusus seperti menuruni lembah yang terlalu terjal, berjalan di jalan yang sangat basah dan licin atau pada saat kita membawa boncenger yang gemuk. he he he maaf.

Tentang Pertamax Dan Premium

artikel 1:

Harga Pertamax dan Pertamax Plus melangit. Bagaimana pengguna motor Pertamax, khususnya Satria F150? Perlu nggak ya… ‘turun derajat’ nenggak Premium? Apa sih kelebihan dan kekurangannya?
Turun pangkat pakai Premium, tenaga pasti berkurang. Wajar, angka oktan keduanya beda. Pertamax dipatok 92-95. Sedang Premium di angka 82. Angka oktan menyatakan kandungan molekul iso oktan di bensin. Molekul ini yang menahan terjadinya ngelitik atau detonasi. Sehingga makin tinggi oktan, kuat terhadap kompresi tinggi. “Kompresi berbanding lurus dengan angka oktan. Kompresi wajib diimbangi oktan tinggi,” jelas Colin Latung, konsultan perminyakan dari URS Indonesia. Kesesuaian angka oktan dengan kompresi akan memperkecil kemungkinan terjadi gejala nggelitik. “Kalau tetap memaksakan motor dengan kompresi tinggi menggunakan oktan rendah, piston akan jebol. Biaya yang dikeluarkan akan jauh lebih besar.”
Artinya, mengubah penggunaan Premium tergantung kompresi motor. Dalam kondisi estede, lihat saja spesifikasi teknis kendaraan yang dibikin pabrikan. Motor 4-tak lokal umumnya punya kompresi kisaran antara 9:1 sampai 9,3:1. Bahkan, motor 4-tak impor seperti Suzuki Satria F150 berkompresi 10,2:1. “Kalau ingin tidak mengalami detonasi, turunkan kompresi. Ganjal head silinder dengan paking yang lebih tebal,”

Konsekuensinya, tenaga motor akan melorot. Menurut Colin, tidak masalah. “Ini untuk penggunaan harian bukan balap,” tambahnya.
Tapi, bagaimana dengan mengoplos aditif octane booster. “Penambahan itu tidak signifikan. Sebab, kandungan kimia octane seperti Metil Cyclo Pentan Dienyl Manganis Tricarbonil (MMT) tidak akan besar mendongkrak angka oktan,” ungkap Colin.
Bagaimana dengan motor 2-tak. Umumnya, perbandingan kompresi lebih rendah. Jadi, pindah pemakaian Pertamax ke Premium nggak masalah. Kebutuhan motor 2-tak terhadap kriteria bahan bakar dianjurkan menggunakan Premium. Misal, kompresi Kawasaki Ninja-RR 7,2:1. Data Premium beroktan 82-92. “Cukup menyuplai kebutuhan motor berkompresi 7:1-9:1,” jelas Freddyanto Basuki, assistant manager service division, PT Kawasaki Motor Indonesia.
Memang, penggunaan Premium perlu diwaspadai. Soalnya, bahan bakar itu belum
bebas timbel (luar Jabotabek).
OKTAN INDONESIA LEBIH RENDAH

Angka oktan bensin yang beredar di Indonesia menurut Colin Latung lebih rendah dibanding dengan sejenis di negara lain. Sebab, kita menganut Research Octane Number (RON). Sedangkan di negara lain, misal, Malaysia menganut Pump Octane Number (POM). “Angka POM didapat dari penjumlahan RON dan MON (Motor Octane Number). Hasilnya dibagi dua,” jelas Colin.
Dengan demikian, kalau angka RON Pertamax dikonversikan ke POM sudah pasti angkanya turun. “Jadi kualitas bahan bakar kita memang tidak baik,” tambah Colin.
Kurtubi, pengamat bahan bakar yang juga bekerja di PT Pertamina ngasih solusi. Kompetisi penyuplai bahan bakar minyak harus dibuka. “Pemerintah harus membuka keran pemain baru. Di sisi lain, rakyat harus tetap dilindungi. Harga tidak diserahkan ke pasar, tapi ditentukan oleh pemerintah,” jelas Staf Pengajar Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Indonsia ini.
TES PREMIUM DAN PERTAMAX

Rasio kompresi motor, sangat menentukan dalam pemilihan bahan bakar. Em-Plus coba ngetes motor kompresi tinggi diberi perlakuan beda. Seperti Suzuki Satria F150 kompresinya 10,2 : 1. Pertama tes diisi Pertamax. Kemudian digeber keliling Jakarta pas jam macet. Dari pukul 15:50-16:30.
Kondisi berboncengan. Pengendara 70 kg dan boncenger 60 kg. Hasilnya mencapai jarak tempuh 64 km. Menghabiskan Pertamax 2.100 cc, atau 2 liter lebih 100 cc. Berarti bisa dicari pemakaian BBM-nya. Sekitar 30,5 km/liter.
Perlakuan kedua diisi Premium. Tentu setelah tangki dikuras. Dites sendirian alias tanpa boncenger. Berat pengendara 65 kg. Dites di Jakarta sekitar jam 10 pagi
Kesimpulanya, Pertamax lebih irit meski dengan beban berat. Sebab tidak ada detonasi dan menghasilkan tenaga gede. Beda dengan pakai Premium. Gas harus dipelintir abis mulu. Sehingga boros.
Perbandingan Angka Oktan dan Kompresi

Pertamax Plus
Oktan= 95
Kompresi= 10:1 – 11:1
Pertamax
Oktan= 92
Kompresi= 9:1 – 10:1
Premium
Oktan= 82
Kompresi= 7:1 – 9:1


artikel 2:

Berapakah sebenarnya nilai oktan yang dibutuhkan oleh mesin mobil kita?Khusus untuk tipe yang kebutuhan oktannya sekitar 90-92. Artinya anda boleh menggunakan premium yang dicampur Pertamax/Pertamax Plus untuk mendapatkan nilai oktan yang dibutuhkan. Premium yang beroktan 88 jika dicampur dengan Pertamax/Pertamax Plus yang saat ini beroktan 92/95 dalam perbandingan 1:1 akan memberikan nilai oktan sekitar 90/91.5. Premium murni sama sekali tidak mampu mencukupi kebutuhan oktan mesin tersebut.
Caranya :
Jika saat ini sudah full tank Pertamax, tunggu sampai tinggal separo, lalu isi Premium. Jika full tank Premium, tunggu tinggal separo, lalu isi Pertamax. Jika sudah habis, terpaksa anda harus isi Pertamax separo, lalu pindah ke tempat Premium isi setengahnya lagi… Memang untuk pertama kali-nya akan kelihatan lucu, soale pindah-pindah he he he…
Pakai Bensin Apa ?
Pemilik kendaraan kendaraan sering bertanya-tanya soal satu ini. Di Indonesia, saat ini tersedia beberapa jenis bensin, yaitu Premium (RON 88), Pertamax (RON 92) &, Pertamax Plus (RON 95). Premium masih mengandung timbal (leaded fuel) sedangkan Pertamax & Pertamax Plus bebas timbal (unleaded fuel).
Pertamax dan Pertamax Plus diproduksi dengan menggunakan bahan baku berkualitas tinggi yang telah memenuhi standar International Word Wide Fuel Charter yang F menuju katagori I. Dan tentu saja bahan ini tidak mengandung timbal.
Dari sisi sifat fisika atau properties bahan baku Pertamax dan Pertamax Plus memiliki stabilitas oksidasi yang lebih tinggi dari destilasi atau titik didih yang lebih rendah. Kemudian kandungan olefin, aromatik dan benzenernya telah dibatasi. Hasilnya, bahan baku Pertamax pembakarannya lebih sempurna. Dan untuk memenuhi kebutuhan dan perkembangan teknologi otomotif, angka oktanpun disesuaikan, Pertamax memiliki oktan RON (Research Octane Number) 92 dan Pertamax Plus memiliki oktan RON 95.
Keunggulan lainnya, Pertamax dan Pertamax Plus dilengkapi dengan aditif generasi 5 atau aditif generasi terakhir. Aditif yang berfungsi menyempurnakan proses kimia pada pembakaran didalam mesin ini telah memperoleh sertifikasi dan laboratorium independen berstandar international di Houston, Texas Amerika Serikat. Houston Texas sudah lama dikenal sebagai pusat riset bahan bakar dan motorgas dunia.
Biasanya di dalam mesin kendaraan terdapat timbunan deposit pada intake rafre yang akan menggganggu akselerasi mesin. Sedangkan timbunan deposit pada fuel injector dan ruang pembakaran akan membebani kinerja mesin. Aditif ini mampu membersihkan mesin dari semua timbunan deposit tersebut. Aditif ini juga melarutkan air dalam tangki mobil sehingga dapat mencegah karat dan korusi pada saluran dan tangki mesin.
Hasil pembakaran mesin makin sempurna. Lalu racun gas buang kendaraan bermotor yang bersumber dari senyawa kimia yang tidak stabil (nitrogen oksida dan karbon monoksida) dapat ditekan menjadi lebih baik. Kemampuan Pertamax dan Pertamax Plus membersihkan mesin dari timbunan deposit dan menekan kandungan racun gas buang kendaraan bermotor, membuat kinerja mesin meningkat dan lebih bertenaga, serta ramah lingkungan. Pada akhirnya kita bisa menekan biaya perawatan kendaraan dan menghemat konsumsi bahan bakar hingga 6,7%. Mobilpun tidak akan ngelitik saat jalan.
Membeli sendiri aditif tambahan akan lebih mahal dan merepotkan. Kita mesti repot membeli dan membuka kemasannya. Dan bisa saja suatu saat kita lupa menambahkan aditif atau tidak tepat takarannya.Kini konsumen tidak perlu lagi membeli tambahan aditif.

Persepsi salah ?
Persepsi yang salah masih dianut oleh kebanyakan masyarakat kita bahkan juga para mekanik bengkel resmi sekalipun:

1. Bensin tanpa timbal itu tidak boleh digunakan oleh mobil lawas karena mesin mobil lawas butuh timbal sebagai pelumas katup;
2. Bensin tanpa timbal hanya boleh digunakan oleh kendaraan yang dilengkapi dengan perangkat catalytic converter.
Mari kita ulas satu persatu untuk mendapatkan pengertian yang benar. Timbal dalam bahan bakar TIDAK melumasi katup, namun residu timbal melapisi katup. Karena ada lapisan ini, maka ketika katup menutup ada semacam bantalan/ cushion antara bahan metal katup dengan dudukan katup (valve seat) di cylinder head. Jika katup beradu langsung dengan valve seat akan berakibat pada kalahnya valve seat karena bahan metal yang digunakan katup pada umumnya lebih keras dari bahan cylinder head.
Sekarang pertanyaannya adalah, apakah teori ini berlaku bagi mobil anda? Jawabnya mudah saja, yaitu jika cylinder head mesin Anda terbuat dari bahan aluminium alloy, maka teori ini TIDAK BERLAKU lagi alias Anda boleh menggunakan bensin tanpa timbal. Kenapa begitu? Karena bahan alloy relatif lunak dibandingkan metal katup, pabrikan sudah memasangkan insert (lapisan) pada valve seat yang terbuat dari bahan baja. Jadi dalam hal ini cylinder head tidak akan rusak, dan tidak butuh bahan bakar bertimbal sebagai pelindung. Kesimpulannya, bahkan Peugeot 505 GR sekalipun laik mengkonsumsi BBM Tanpa Timbal.

Timbal digunakan untuk mendongkrak nilai oktan bensin sejak awal abad ini. Dalam perkembangannya, akhirnya diketahui bahwa timbal sangat berbahaya bagi kesehatan, yaitu bersifat carcinogenic (pemicu kanker) dan juga menghambat perkembangan intelijensi (IQ) anak-anak. Maka diciptakanlah bensin tanpa timbal namun beroktan tinggi juga semenjak awal 1970-an.
Pertamina sendiri merencanakan untuk menghapus bensin bertimbal (premium dan premix) pada akhir tahun 2001 ini dari wilayah DKI Jakarta dan akan disusul oleh daerah-daerah lainnya sehingga bumi pertiwi diharapkan bebas dari bensin bertimbal pada akhir tahun 2003.
Bensin tanpa timbal yang sering disebut-sebut sebagai bensin ramah lingkungan sebenarnya tidak seramah itu. Pada bensin jenis ini, terdapat banyak sekali zat aromatics yang juga bersifat carcinogenic! Zat-zat aromatics ini hanya bisa dinetralisir oleh Catalytic Converter (Cat). Kesimpulannya, jika anda memiliki kendaraan yang tidak dilengkapi dengan cat, anda sah-sah saja menggunakan bensin tanpa timbal namun gas buang dari kendaraan anda masih bersifat berbahaya juga. Jika kendaraan anda belum dilengkapi cat, alangkah baiknya jika anda tetap menggunakan bensin tanpa timbal demi masa depan anak-anak anda, supaya perkembangan IQ-nya tidak terganggu. Paling tidak, bensin tanpa timbal tetap sedikit lebih ramah lingkungan walaupun kendaran anda belum menggunakan cat.

Kebutuhan Oktan Mesin
Berapakah sebenarnya nilai oktan yang dibutuhkan oleh mesin mobil Kita?Khusus untuk tipe yang kebutuhan oktannya sekitar 90-92. Artinya anda boleh menggunakan premium yang dicampur Pertamax/Pertamax Plus untuk mendapatkan nilai oktan yang dibutuhkan. Premium yang beroktan 88 jika dicampur dengan Pertamax/Pertamax Plus yang saat ini beroktan 92/95 dalam perbandingan 1:1 akan memberikan nilai oktan sekitar 90/91.5. Premium murni sama sekali tidak mampu mencukupi kebutuhan oktan mesin tersebut.
Patut diketahui juga bahwa ada beberapa cara mengukur nilai oktan, namun yang paling sering digunakan adalah metoda RON (Research octane Number) dan Nilai Rata-rata RON dengan MON (Motor Octane Number). Nilai-nilai oktan yang dibahas diatas semuanya menggunakan metoda RON.
Kadang ada yang bersikeras bahwa di USA bensin terbaik (premium unleaded) hanya memiliki nilai oktan 94 sedangkan rata-rata mobil kebanyakan cukup menggunakan oktan 87 saja. Makanya ketika orang ini pulang ke bumi pertiwi, mobil-nya diisi dengan premium yang beroktan 88. Nah, disini terjadi kesalahan besar karena USA menganut metoda Nilai Rata-rata RON-MON. Bensin beroktan 87 di USA memiliki nilai oktan RON sekitar 92, sedangkan bensin premium unleaded beroktan 94 di USA memiliki nilai oktan RON sekitar 99.
Apa yang terjadi jika kita menggunakan bensin yang memiliki nilai oktan lebih rendah dari kebutuhan oktan mesin? Mesin akan ngelitik (detonasi). Seringkali kita meremehkan detonasi padahal dampak dari detonasi sangat fatal. Sebagai contoh, di arena balap detonasi mengakibatkan bolongnya piston mesin! Tentunya di jalan raya kejadian ini nyaris tidak pernah terdenganr karena kondisi pengendaraan yang jauh berbeda dengan arena balap. Namun yang pasti, usia mesin kendaraan akan menjadi jauh lebih pendek dibandingkan yang seharusnya. Ring piston lebih cepat aus, demikian pula komponen-komponen mesin lainnya.
Selain itu, mesin yang mengalami detonasi tidak dapat memberikan unjuk kinerja optimal alias konsumsi BBM lebih boros namun tenaga yang dihasilkan lebih kecil. Penyetelan ulang saat pengapian dengan cara memundurkannya (retard/ na) bukanlah solusi yang bijaksana karena kinerja mesin akan semakin menurun. Mesin menjadi tidak efisien lagi. Namun cara ini patut dipertimbangkan ketika kita berada di daerah dimana hanya tersedia bensin beroktan rendah. Daripada mesin cepat jebol, apa boleh buat kita korbankan efisiensinya. Berusaha menurunkan kompresi mesin juga bukan cara yang bijaksana karena akan mengurangi efisiensi mesin. Namun, jika terpaksa karena di daerah dimana anda tinggal hanya tersedia bensin premium, lakukanlah penurunan kompresi dengan cara yang benar. Jangan pernah berpikir untuk men-double paking/ gasket cylinder head! Carilah paking yang lebih tebal atau lakukanlah pembesaran volume ruang bakar dengan cara yang benar.
Jika mesin kita hanya membutuhkan oktan sekitar 92 , apakah kita perlu menggunakan bensin yang memiliki oktan lebih tinggi seperti Pertamax Plus? Jelas tidak perlu, namun disini timbul dilema karena kita tetap harus peduli pada masa depan anak-anak bangsa ini agar tidak menjadi generasi yang bodoh dengan tingkat IQ rendah. Apakah solusinya?

1. Mencampur premium dengan Pertamax/Pertamax Plus, otomatis timbal pada gas buang kendaraan anda akan semakin kecil;
2. Menggunakan Pertamax Plus tapi anda harus menyetel ulang saat pengapian mesin anda dengan memajukannya (advance/ voor). Memajukan saat pengapian sebanyak sampai dengan sekitar 5 derajat akan mengakibatkan mesin anda lebih efisien alias lebih bertenaga dan lebih hemat BBM sehingga anda tidak buang uang percuma membeli bensin yang lebih mahal.

Menaikkan Nilai Oktan
Nilai oktan tidak dapat ditingkatkan dengan mudah. Octane booster Yang banyak dijual di pasaran hanya mampu menaikkan nilai oktan sekitar 1 sampai 2 tingkat saja, jika tidak malah menurunkannya. Turun? Benar, ini bukan salah ketik atau anda salah baca. Berbagai negara menggunakan cara yang berbeda-beda dalam proses pembuatan bensin. Cara yang digunakan di USA belum tentu sama dengan cara yang digunakan di Cilacap atau Balongan. Dengan sendirinya, octane booster eks USA belum tentu cocok untuk bensin di Indonesia. Pernah suatu ketika saya menambahkan produk octane booster terkenal eks USA di mobil saya dan yang terjadi mesin malah ngelitik (detonasi)! Padahal sebelumnya mesin ini baik-baik saja. Penggunaan kamper untuk menaikkan nilai oktan adalah mitos saja, karena hanya kamper kuno yang menggunakan bahan naphtalene saja yang dapat menaikkan nilai oktan sedikit. Ini juga dengan catatan, karena semuanya kembali tergantung pada proses pembuatan/ penyulingan bensin. Kamper yang tidak larut sepenuhnya malah bisa mengakibatkan tersumbatnya injector anda. Nilai oktan hanya dapat ditingkatkan dengan efektif dengan beberapa cara antara lain:
1. Menambahkan timbal yang berbahaya bagi kesehatan;
2. Menambahkan MTBE seperti pada premix dan Super TT;
3. Mencampur bensin dengan Avgas (aviation gasoline).
Penggunaan avgas atau avtur juga disinyalir berbahaya bagi kesehatan karena avgas pada umumnya memiliki kandungan timbal yang tinggi. Penambahan MTBE seperti yang dilakukan Pertamina relatif aman bagi kesehatan namun efisiensi pembakaran sebenarnya menurun karena menurunnya nilai kalori (calorific value) hasil pembakaran bensin.
Untuk mendapatkan tenaga mesin yang sama, mesin harus membakar lebih banyak bensin yang mengandung MTBE alias konsumsi BBM menjadi lebih boros.

KESIMPULAN
1. Demi masa depan anak-anak anda yang harus lebih pintar dari orang tuanya, gunakanlah bensin tanpa timbal (Pertamax / Pertamax Plus);
2. Jika anda berada di daerah yang tidak terdapat bensin tanpa timbal, ya apa boleh buat;
3. Gunakan bensin dengan nilai oktan yang sesuai dengan kebutuhan oktan mesin anda (sesuai spesifikasi pabrikan). Oktan yang terlalu rendah mengakibatkan detonasi pada mesin yang bersifat merusak mesin sedangkan oktan yang terlalu tinggi membutuhkan penyetelan ulang pada saat pengapian mesin anda supaya anda tidak buang uang percuma beli bensin mahal;
4. Jika di tempat anda berdomisili tidak tersedia bensin beroktan cukup untuk memenuhi kebutuhan mesin, maka anda terpaksa melakukan penyetelan ulang saat pengapian atau memodifikasi cylinder head.

Artikel 3:

Mobil atau Motor kita baiknya diisi bensin apa ya? Ada pilihan bensin yaitu Premium, Pertamax dan Pertamax Plus yang merupakan produk Pertamina, dan ada juga bensin jenis lain dari perusahaan asing seperti Shell dan Petronas. Semakin banyak lagi pilihan kita.
Mesin mobil maupun motor memerlukan jenis bensin yang sesuai dengan desain mesin itu sendiri agar dapat bekerja dengan baik dan menghasilkan kinerja yang optimal. Jenis bensin tersebut biasanya diwakili dengan angka / nilai oktan (RON), misalnya Premium ber-oktan 88, Pertamax ber-oktan 92 dan seterusnya.
Semakin tinggi angka oktan, maka harga per liternya pun umumnya lebih tinggi. Namun belum tentu bahwa jika mengisi bensin ber-oktan tinggi pada mesin mobil/motor kita, kemudian akan menghasilkan tenaga yang lebih tinggi juga. Wah jadi bagaimana dong?
Jika kita cermati spesifikasi kendaraan kita (mobil atau motor) pada brosur yang baik akan menampilkan informasi rasio kompresi (Compression Ratio / CR). CR ini adalah hasil perhitungan perbandingan tekanan yang berkaitan dengan volume ruang bakar terhadap jarak langkah piston dari titik bawah ke titik paling atas saat mesin bekerja. terlihat pada foto, bahwa CR mesin mobil Timor DOHC S515i adalah 9.3 : 1
Dari informasi spesifikasi brosur tersebut, kita bisa menentukan bahwa mesin mobil timor tersebut memerlukan jenis bensin yang bernilai oktan 92, yaitu bensin Pertamax.

Bagaimana jika diisi bensin dengan oktan lebih rendah?
Bensin dengan oktan rendah lebih mudah terbakar. Semakin tinggi nilai CR pada mesin artinya membutuhkan bensin bernilai oktan tinggi. Mesin berkompresi tinggi membuat bensin cepat terbakar (akibat tekanan yang tinggi), yang akan menjadi masalah adalah, ketika bensin terbakar lebih awal sebelum busi memercikkan api. Saat piston naik ke atas melakukan kompresi, bensin menyala mendahului busi, akibatnya piston seperti dipukul keras oleh ledakan ruang bakar tersebut. Kita sering mendengar istilah "Ngelitik" (pinging/knocking) . Bagaimana menggambarkan 'kejam'nya ngelitik yang dirasakan piston? Ibarat telapak tangan kita ditusuk2 dengan paku… kira-kira begitu. Perlahan namun pasti.. membuat piston seperti permukaan bulan… dan bahkan bisa bolong!.. hiiii….
Saat terjadi 'ngelitik', bensin tidak menjadi tenaga yang terpakai. Kerja mesin tidak optimal. Kembali diulang, mesin yang CR nya tinggi, memerlukan bensin yang lambat terbakar. Semakin tinggi nilai CR, bensin harus semakin lambat terbakarnya (oktan tinggi).

Nah, jadi untuk teman-teman, cermati nilai CR mesin mobil/motor kita (bisa intip pada daftar di bawah), isilah bensin yang sesuai untuk mesin tersebut.

Bagaimana kalau diisi bensin dengan oktan lebih tinggi?
Bensin dengan oktan lebih tinggi (pertamax, pertamax plus, dsb), umumnya dilengkapi dengan aditif pembersih, dan sebagainya. Namun tidak banyak memberi penambahan tenaga, jadi angka oktan tinggi bukan artinya lebih 'bertenaga'.
Karena benefitnya kurang sebanding jika dibanding harganya yang tinggi, maka ujung-ujungnya hanyalah merupakan pemborosan uang saja.

Kesimpulan:
- Dianjurkan mengisi bensin sesuai nilai rasio kompresi. (kecuali ada modifikasi lain).

- Semakin TINGGI nilai oktan, maka bensin semakin lambat terbakar (dikarenakan titik bakarnya lebih tinggi).

- Semakin TINGGI nilai oktan, maka bensin lebih sulit menguap (penguapan rendah)

- Bensin yang gagal terbakar (akibat oktan terlalu tinggi), bisa menyebabkan penumpukan kerak pada ruang bakar atau pada klep.

Solusi Alternatif
Banyak cara untuk menyiasati agar bisa menggunakan bensin Premium pada mesin yang ber-CR tinggi, namun mesin tidak mengalami 'ngelitik', antara lain:
- Menambahkan Octane Booster pada bensin (dimasukkan ke tangki bensin)
- Menggunakan katalis untuk menaikkan nilai oktan (biasanya mengandung timbal, tidak ramah lingkungan).
- Merubah derajat waktu pengapian (ignition timing) ke posisi yang lebih lambat (Retard).
- Menggunakan aplikasi water-injection (agak repot untuk perawatannya) .
- dan lain-lain.

Fakta…
Pada kenyataannya. . banyak kita lihat, khususnya di SPBU, motor-motor baru yang berkompresi tinggi mengantri panjang di pompa bensin jenis Premium. Faktor ekonomi lebih mendesak ketimbang dampak rusak ke depan pada mesin motornya.. atau memang kurangnya informasi mengenai pemilihan bensin ini.

Artikel 4:

Pertamax adalah bahan bakar minyak andalan Pertamina yang diluncurkan sejak tahun 1999. Pertamax adalah bensin tanpa timbal dengan kandungan aditif lengkap generasi mutakhir yang akan membersihkan Intake Valve Port Fuel Injector dan ruang bakar dari carbon deposit dan mempunyai RON 92 (Research Octane Number) dan dianjurkan juga untuk kendaraan berbahan bakar bensin dengan perbandingan kompresi tinggi.
Pertamax merupakan salah satu jenis bahan bakar ramah lingkungan beroktan tinggi hasil penyempurnaan produk Pertamina sebelumnya. Formula barunya yang terbuat dari bahan baku berkualtas tinggi memastikan mesin kendaraan bermotor bekerja dengan lebih baik, lebih bertenaga, “knock free”, rendah emisi, dan memungkinkan penghematan pemakaian bahan bakar.
Pertamax ditujukan untuk kendaraan yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan tanpa timbal (unleaded). Pertamax juga direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi diatas tahun 1990 terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan electronic fuel injection dan catalytic converters.
Produk Pertamina ini sudah tidak menggunakan campuran timbal dan metal lainnya yang sering digunakan pada bahan bakar lain untuk meningkatkan nilai oktan sehingga Pertamax merupakan bahan bakar yang sangat bersahabat dengan lingkungan.

Artikel 5:

Sepertinya memilih bahan bakar yang tepat untuk Motor Matic kita menjadi salah satu yang wajib dipertimbangkan. Jangan pernah beranggapan “Bensin itu sama saja”. Mari kita telaah lebih lanjut mengenai bahan bakar yang kita pergunakan untuk motor Matic Kita.
Karakteristik Umum
Bahan bakar kendaraan bermotor, memiliki nilai kandungan oktan yang berbeda-beda. Semakin rendah nilai oktan (Research Octane Number / RON) maka bensin tersebut akan lebih mudah terbakar. Semakin tinggi nilai oktan, maka bahan bakar akan semakin lama terbakar (sumber: wikipedia).
Menggunakan bahan bakar dengan oktan tinggi tidak lantas akan menaikan tenaga motor Matic Anda. Yang paling perlu diperhatikan adalah perbandingan kompresi (Compression Ratio) dari Matic Anda apakah cocok dengan bahan bakar tersebut atau tidak. Di Indonesia, bahan bakar bensin dibagi menjadi 3 jenis, Premium dengan nilai oktan 88, Pertamax dengan nilai oktan 92, dan pertamax plus dengan nilai oktan 95.
Kompresi
Perbandingan kompresi (Compression Ratio) digambarkan sebagai penyempitan ruang bakar ketika piston berada dalam posisi paling tinggi berbanding posisi piston pada paling rendah. Misalnya, dalam sebuah silinder yang memiliki kapasitas 1000cc pada posisi piston dibawah, sedangkan pada posisi atas kapasitas silinder akan berada pada 100cc, keadaan ini memiliki kompresi 1000 : 100 atau 10:1. Pada posisi puncak, udara dalam keadaan mampat dan pada posisi ini pula ledakan bahan bakar akan terjadi dan mendorong piston kebawah.
Kompresi Vs. Oktan
Bayangkan Anda sedang memegang alat suntik yang ditutup pada bagian jarumnya (tempat keluar cairan) kemudian tekan hingga karet pendorong suntikan berada di tengah (50%). Kemudian ulangi namun dengan posisi karet pendorong suntikan berada di posisi 90%. Mana yang lebih lama dilakukan? mana yang lebih memerlukan tenaga?. Jawabannya tentu yang posisi karet pendorong 90% bukan? Nah analogi diatas tepat untuk menggambarkan kompresi pada motor Anda.
Pembakaran pada ruang pembakaran sebaiknya terjadi pada saat posisi piston berada pada puncak silinder. Dalam hal ini, timing yang lebih menentukan untuk waktu pembakaran yang tepat. Pada kompresi rendah yang memerlukan waktu lebih cepat, ia memerlukan bahan bakar yang cepat terbakar pula (oktan rendah). Sedangkan pada kompresi lebih tinggi, ia memerlukan bahan bakar yang lebih lama terbakar (oktan tinggi) agar ketika sudah posisi puncak piston maka bensin akan terbakar.
Bagaimana bila mesin dengan kompresi tinggi mempergunakan bahan bakar beroktan rendah? Seperti yang kita analogikan pada alat suntikan, pada mesin kompresi tinggi namun dengan bahan bakar beroktan rendah, maka bahan bakar akan terbakar sebelum piston mencapai puncak. Akibatnya, tenaga yang dihasilkan tidak full, mesin seperti los atau bahkan terjadi knocking, yang lama kelamaan akan merusah piston bahkan akan jebol.
Sedangkan bila Anda menggunakan bahan bakar yang sesuai dengan mesin Anda, yang akan Anda peroleh adalah Efisiensi dan tenaga lebih optimal.
Bahan Bakar yang Cocok
Panduan untuk menentukan bahan bakar sesuai kompresi dapat dilihat sebagai berikut:

7 : 1 s.d. 9 : 1 = Premium
9 : 1 s.d. 10 : 1 = Pertamax
10 : 1 s.d. 11 : 1 = Pertamax Plus

Premium:
Yamaha Mio (8.8 : 1)
Yamaha Mio Soul (8.8 : 1)
Yamaha Nouvo (8.8 : 1)

Pertamax:
Suzuki Skydrive (9.6 : 1)
Suzuki Skywave (9.6 : 1)
Suzuki Spin (9.6 : 1)
Honda Beat (9.2 : 1)
Kymco Free LX / Libero (9.8 : 1)
Kymco Trend SR (9.8 : 1)

Pertamax Plus:
Honda Vario (10,7 : 1)
Kymco Free Ex (10.4 : 1)
Kymco Easy JR (10.4 : 1)
Melihat kondisi di Indonesia akan ketersediaan jenis bahan bakar, pihak pabrikan tentu telah memertimbangkan hal ini, dengan membuat mesin dengan kompresi tinggi “lebih toleran” dengan mengatur / memundurkan timing pengapian. Oleh: Matic Rider Blog (http://maticrider.com)

WebRepOverall rating

Artikel 6:

Memiliki kendaraan bermotor saat ini sebaiknya harus irit bahan bakar, tapi di lapangan kenyataan irit itu ternyata banyak sekali faktor yang menentukannya. Beberapa kendaraan mengklain bahwa kendaan merek tertentu tersebut irit bahan bakar tapi di lapangan para penggunakan menemukan hal  yang berbeda.
Sebenarnya menurut pendapat saya irit menggunakan bahan bakar oleh kendaraan juga harus di lihat dari spesifikasi mesin kendaraan itu sendiri.

Kita ketahui bahwa untuk memperoleh tenaga mesin mendapatkannya dari pembakaran bahan bakar minyak. nah mengenai pembakaran ini kita harus memperhatikan kompresi mesin kendaraan tersebut.
Jika kita menggunakan bahan bakar yang tidak sesuai dengan kompresinya bisa menjadi salah satu sebab kendaraan kurang efektif menggunakan bahan bakar dan akibarnya terkesan boros.
dari beberapa sumber di internet saya mendapatkan informasi bahwa kendaraan tertentu tidak baik menggunakan bensin, baiknya menggunakan pertamax atau pertamax plus, ada juga kendaraan yang tidak baik menggunakan pertamax melainkan baik menggunakan premium biasa ( bensin)
Untuk melihat kecocokan mesin kendaraan kita terhadap bahar bakar yang digunakannya bisa di lihat dibawah ini

  • Premium  untuk mesin dengan kompresi 7.0 :1 – 9.0 :1
  • Pertamax untuk mesin dengan kompresi 9.0 :1 – 10.0 :1
  • Pertamax Plus untuk mesin dengan kompresi 10.0 :1 – 11.x :1
Nah kalau melihat jenis bensin dan kompresinya, saya sempet melihat spesifikasi kompresi beberapa kendaraan yang banyak digunakan kita sehari hari

Motor : Bensin

  • yamaha mio standart
  • yamaha mio soul
  • yamaha mio sporty
  • honda absolute revo
  • honda blade
  • Honda Tiger
  • Honda SUpraX 125
  • Honda Revo AT
Motor : Pertamax
  • yamaha new scorpio  - pertamax
  • yamaha byson  - pertamax
  • yamaha vega zr
  • yamaha new jupiter z
  • kawasaki klx-150s
  • kawasaki athlete
  • kawasaki edge
  • Honda new megapro
  • Honda Scoopy
  • Suzuki Skywave 125
  • Suzuki Spin 125
  • Suzuki Thunder 125
  • Suzuki Skydrive
  • Suzuki Smash Titan 115
Motor : Pertamax Plus
  • yamaha vixion
  • yamaha xeon
  • yamaha jupiter mx
  • kawasaki ninja 250 R
  • kawasaki klx 250s
  • kawasaki kaze zx130
  • Honda PCX
  • Honda Vario
  • Suzuki Satria FU
Mobil : Bensin :
  • Suzuki APV 1.5
Mobil : Pertamax :
  • Cherolet Estate 1.6
  • Honda Stream 1.7
  • Daihatsu Sirion 1.3
  • Proton Savvy 1.2
  • Suzuki Swift 1.5
Mobil : Pertamax Plus
  • Daihatsu Xenia VVT-i
  • Nissan Grand Livina 1.5
  • Avanza 1.5
  • Honda Jazz VTEC 1.5
  • Suzuki SX4 1.5
  • Toyota Yaris 1.5
  • Nissan Livina Hatch 1.5

Tips Mengendarai Sepeda Motor Matic

TIPS MENGENDARAI MOTOR MATIC
ane kopas dari tempat tetangge hehe semoga bermanfaat juga.

Potensi bahaya dalam mengendarai sepeda motor matic pun bisa saja terjadi. Untuk meminimalisir potensi bahaya tersebut kita perlu mengenali terlebih dahulu karakteristik sepeda motor matic. Berikut beberapa tips yang dapat kita gunakan :

I. Proses menyalakan sepeda motor matic adalah menekan rem dan menekan tombol electric stater. Proses menekan rem adalah untuk mencegah sepeda motor melompat saat membuka putaran gas, karena posisi belt langsung menghubungkan gerak yang dihasilkan oleh mesin ke roda belakang. Untuk mengurangi potensi kecelakaan beberapa langkah yang diambil :

1. Gunakan rem belakang saat menyalakan mesin sehingga tangan kanan bisa memegang handle gas dengan lebih baik
2. Hindari melepas genggaman tangan di handle gas pada saat mesin menyala. Untuk mencegah tindakan-tindakan di luar kontrol kita yang dapat menyebabkan sepeda motor bergerak (seperti video diatas)

II. Sepeda motor matic tidak perlu melakukan perpindahan gigi. Prinsip kerjanya adalah menggunakan pulley yang menentukan rasio putaran mesin dan putaran roda belakang. Untuk mengurangi potensi kecelakaan beberapa langkah yang diambil :

1. Berlatih berkendara dengan kecepatan konstan, mengingat pulley depan dan belakang akan membesar dan mengecil sesuai dengan putaran gas.
2. Akan lebih menguntungkan bila sepeda motor matic anda dilengkapi dengan brake lock (seperti Honda Vario atau Honda Beat). Pada saat parkir atau berhenti di jalan yang menurun, brake lock akan menahan pergerakan motor.
3. Berlatih berkendara pada jalan yang menanjak dan saat akan mendahului, karena pada sepeda motor konvensional kita dapat melakukan perpindahan gigi ke gigi rendah dengan cepat, sedangkan sepeda motor matic membutuhkan proses perubahan diameter pulley.

III. Rem belakang untuk sepeda motor konvensional dioperasikan menggunakan kaki sedang rem belakang sepeda motor matic dioperasikan menggunakan tuas rem di sebelah kanan. Untuk mengurangi potensi kecelakaan beberapa langkah yang diambil :

1. Pengoperasian tuas rem menggunakan 4 jari, sehingga kekuatan pengereman akan lebih baik.
2. Gunakan rem depan dan belakang secara bersamaan. Operasikan rem depan sedikit lebih kuat.

IV. Sepeda motor matic memiliki engine brake yang sangat kecil, terlebih lagi bila dibandingkan dengan sepeda motor konvensional lainnya. Hal ini menyebabkan proses memperlambat sepeda motor hanya menggunakan rem depan dan belakang saja. Untuk mengurangi potensi kecelakaan beberapa langkah yang diambil :

1. Berlatih mengontrol kecepatan dengan menggunakan rem di jalan yang menikung, sehingga sepeda motor tidak keluar jalur
2. Berlatih mengontrol kecepatan dengan menggunakan rem di jalan yang menurun, agar sepeda motor tidak melaju terlalu kencang.

Demikian karakteristik sepeda motor matic, pahami karakteristiknya dan kita dapat mencegah kecelakaan. Bertindak aman untuk hidup yang lebih baik.

Tips cara mengendarai sepeda motor konvensional

Hampir semua orang pasti bisa mengendarai sepeda motor, karena kendaraaan ini bisa dibilang sangat merakyat, hampir semua bisa bawa motor, tetapi belum tentu semua punya lisensi (SIM), jadi kadang kita juga temuin orang yang tidak punya SIM tapi jago bawa motor, ada juga yang sudah punya SIM tetapi bawa motor juga masih goyang-goyang. Kali ini saya ingin memberikan beberapa tips bagaimana cara mengendarai motor yang baik dan benar.



  1. Persiapan
    • gimana spek motor yang kita bawa? lihat cc nya berapa, punya berapa percepatan (gigi), gimana rentang perpindahan antar perseneling.
    • misal supra fit x punya 100 cc, ada 4 percepatan, rentang perpindahan antar perseneling sbb: 0-20 (gigi 1), 20-40 (gigi 2) , 40-70 (gigi 3), 70-100 (gigi 4). siklus perpindahannya: N-1-2-3-4-N (sistem rotari)
    • nyalain motor, kalau mesin kondisi dingin, aku sarankan untuk gunakan kick starter (caranya: putar kunci ke posisi ON, pijak tuas kick starter sampai habis berbarengan dengan tarik gas sedikit untuk memancing agar mesin langsung start, jangan menarik gas terlalu dalam, setelah nyala biarkan mesin nyala dalam kondisi gas normal selama kurang lebih 5 menit). Untuk kondisi mesin panas, pake electric starter aja (caranya: tekan tombol starter, sesaat setelah itu tarik gas sedikit sampai mesin nyala, setelah nyala biarin suhu mesin normal dulu skitar 2 menit)
    • jangan lupa pake helm 
    • menurutku mental seseorang itu punya andil sebesar 70% dlm berkendara, jadi kita harus tenang dan jangan grogi ketika mengendarai motor.
  2. Berhenti – Jalan (0 – .. km/h)
    • masuk ke gigi 1, tarik gas sedikit agar perpindahan mulus mulai dari keadaan stop sampai berjalan.
    • segera naikkan gigi sebelum rentang gigi tersebut habis (bisa juga didengar dari suara mesin, jangan sampai suara mesin menjerit baru naikkan gigi)
  3. Keadaan Berjalan
    • supaya konsumsi BBM irit, pindahin gigi sebelum rentangnya habis (misalnya. gigi 2 punya rentang 20-40 km/h, segera pindah ke gigi 3 pada kec. 25 km/h). perpindahan giginya kira-kira seperti ini: 10 km/h (masuk ke gigi 2), 25 km/h (masuk ke gigi 3), 35 km/h (masuk ke gigi 4).
    • agar perpindahan gigi mulus (ga menyentak), ketika mau naikkan gigi, lepas gas, lalu naikkan gigi, lalu gas kembali (prosesnya berlangsung cepat agar tidak menyentak)
  4. Berbelok/ menikung
    • lepas gas, rem perlahan, setelah lewat tikungan langsung gas kembali (di sela-sela proses tersebut gigi diturunkan bila perlu)
    • kalo mau menikung dengan kecepatan tinggi, misal belok ke kanan, caranya: misalkan posisi gigi-4, lepas gas, ambil bagian kiri jalan, langsung miringkan posisi motor dan badan +/- 60-45 derajat (badan jangan melawan posisi motor, kalau motor miring ke kanan, maka badan juga harus miring ke kanan), setelah tikungan habis langsung kembalikan posisi motor jd 90 derajat dan gas kembali. (tips ini disarankan unttk pengendara motor yang udah advance, soalnya ini trmasuk trik yang cukup sulit)
  5. Mengerem
    • untuk pengereman biasa (lampu merah), caranya: lepas gas, tekan pedal rem belakang, lalu tuas rem depan jika perlu, ketika motor sudah berhenti total baru turunkan gigi. untuk keadaan berhenti total disarankan untuk menurunkan gigi ke posisi netral.
    • untuk pengereman mendadak, caranya: lepas gas, tekan pedal rem belakang sampai kandas, diikuti dgn menarik tuas rem depan. rem belakang harus lebih kuat (tekan sampai kandas) daripada rem depan, karena untuk mencegah motor nge-buang ke belakang yg bisa menyebabkan motor jatuh.
  6. Menanjak
    • untuk tanjakan biasa, gunakan gigi-2, kecepatan kira2 20 km/h.
    • untuk tanjakan curam (misalnya di parkiran bertingkat), gunakan gigi-1, kecepatan kira2 10-20 km/h.
    • untuk tanjakan yg sangat panjang (misal jalan luar kota), gunakan gigi-3 sampai tanjakan habis, setelah itu baru masuk gigi-4.
  7. Berboncengan
    • jika anda biasa bawa motor dengan kecepatan cukup tinggi, ketika anda membawa boncengan disarankan untuk membawa motor dgn kecepatan rata-rata saja. Karena perbedaan handling ketika sendiri dan berboncengan sangat besar. untuk mengurangi resiko kecelakaan, disarankan untuk membawa motor dengan kecepatan normal.
    • perhatikan angin ban, jika agak kempes segera isi agar handling motor lebih nyaman.
  8. Saat cuaca hujan
    • perhatikan kondisi ban, kondisi ban harus 100%-60%, jika kondisi sudah habis anda harus ekstra hati2 dan disarankan utk tidak keluar rumah 
    • bawa motor dgn hati-hati dan kecepatan max.40 km/h
    • kekuatan rem berkurang sekitar 30% jika dibandingkan dengan kondisi jalan kering, jadi anda harus ekstra hati2
    • nyalakan lampu walaupun bukan pada saat malam hari untuk memberi tanda pada motor anda, karena pada kasus hujan lebat, jarak pandang berkurang sangat drastis.
    • jika keadaan motor berhenti, posisikan netral, dan gas dipertahankan supaya diatas gas normal, karena pada saat hujan mesin motor sangat dingin dan sangat mudah mati.
    • untuk kasus hujan sangat lebat, disarankan untuk berhenti dan menunggu sampai hujan reda.
  9. Melewati banjir
    • pastikan anda sudah hafal jalan tersebut (jika ada lubang, setidaknya anda bisa cegah karena pada saat banjir, semua jalan kelihatan rata)
    • pastikan tinggi banjir tidak melewati lutut anda, jika tinggi masih sekitar < 30 cm, anda bisa melewati nya.
    • posisi gigi-1, kecepatan max 15 km/h.
    • jangan pernah melepas/mengurangi gas. karena jika sampai knalpot anda terendam dan anda melepas gas, maka air akan masuk melalui knalpot dan akan merusak mesin.
    • ketika banjir sudah dilewati, berhenti sejenak, posisi kan netral, dan panaskan mesin kembali.
  10. Patuhi rambu-rambu lalu lintas
    • yang ini paling penting neeh,, patuhi rambu2 lalu lintas, selalu pakai helm, nyalakan lampu sein ketika berbelok, jangan masuk ke jalur cepat 


itulah tips mengendarai sepeda motor yang baik dan benar..
have a nice riding...

WebRepOverall rating

Artikel 2:

Sebagai motobiker, sering kali lupa bahwa sehari - hari kita membawa harta yang paing mahal dalam hidup ini. Harta termahal itu bernama kesehatan. Aktifitas riding sceara rutin tentunya akan berdampak pada kesehatan fisik maupun mental. Selain perilaku Safety Riding ada juga tips berkendara yang kali ini tentang pengaruh kesehatan bagi motobikers dan bagaimana cara mengantisipasinya.

Seringkali perjalanan jauh hingga 6 - 8 jam diatas motor membuat kondisi badan seperti "remuk". Memang tidak mudah menuntut kondisi fisik untuk selalu prima, tapi paling tidak motobiker mengetahui bagaimana caranya utnuk mengantisipasi kecelakaan yang diakibatkan menurunnya kesehatan selama berkendara. Tips ini sederhana dan layak dipraktekan. Yuks, dibaca, disimak dan diterapkan.

1. Cegah Kelelahan
Untuk mencegah fatigue atau kelelahan karena melakukan riding rutin harian atau jarak jauh, lakukan pemanasan minimal 2 menit dengan lari - lari kecil untuk melemaskan otot. Tujuannya untuk menghindari rasa pegal - pegal pada bagian pinggang, tangan, kaki dan persendian.

2. Istirahat
Aktifitas riding jarak jauh maksimal 2 jam riding nonstop. Biasakanlah istirahat sejenak dselingi pelemasan, jangan lupa sesuaikan posisi mengendarai motor dengan postur tubuh. Misalnya menyesuaikan posisi stang yang tinggi dan tidak membungkuk, agar dapat membuat posisi riding lebih nyaman. Biasakanlah tidak menekuk punggung selama perjalanan agar tidak cepat lelah.

3. Celana Dalam
Pada saat melakukan aktifitas riding jarak jauh, disarankan tidak memakai celana dalam yang ketat. Tujuannya agar mencegah alergi kulit yang bisa timbul. Pakailah celana hawaii atau celana berbahan katun yang longgar dan fleksibel.

4. Masker
Perhatikan kebersihan hidung, pakailah masker dengan filter udara (jika memakai helm half face) dan selalu bersihkan hidung setiap sesudah riding.

5. Cuci Mata
Cuci mata disini adalah dalam arti yang sebenarnya dan bukan berarti lihat perbelanjaan. Mata akan semakin beresiko kotor jika memakai helm yang memungkinkan udara untuk masuk ke muka. Biasakan bersih - bersih mata dengan boor water atau obat tetes mata secara rutin, paling tidak seminggu sekali, ketika mata perih atau setelah melakukan perjalanan jauh.

6. Perlindungan Leher
Biasakan memakai masker atau balaclava yang bisa menutupi leher dan tengkuk yang terbuka antara helm dan jaket. Tujuannya untuk menghindari kotoran berupa debu yang menempel ke leher, jika dibiarkan kotoran tersebut bisa menjadi daki atau alergi kulit lainnya.

7. Keringat dan Jaket
Meskipun hanya duduk diatas motor, badan motobiker pasti berkeringat, apalagi saat melakukan riding jarak jauh. Hal ini bisa menimbulkan gatal dan rasa tidak nyaman. Solusinya, sesuaikan jaket dengan cuaca. Jika cuaca panas, pakailah jaket yang memungkinkan aliran udara masuk agar ada sirkulasi udara. Pada saat mandi bersihkan persendian dan lipatan kulit lainnya secara intensif, untuk mengangkat kotoran dan sisa keringat.

8. Ngantuk kok Riding?
Jangan melakukan aktifitas berkendara langsung, terutama ketika baru bangun tidur, karena kesadaran belum penuh dan panca indra belum siap. Lakukan pemanasan dengan olahraga kecil untuk melenturkan seluruh otot persendian.

9. Maki - maki atau Ngopi?
Aktifitas riding rutin setiap hari, pasti banyak menemukan masalah di jalan. Apalgi di Jakarta dan kota - kota besar lainnya, banyak orang yang asal - asalan membawa sepeda motornya. Jangan terpancing emosi, tetap sabar. Kalaupun terpancing emosi dan merasa sebal, luapkan sesekali dengan cara mengumpat dibalik helm. Kalu masih sebal juga, silahkan minggir di tempat yang aman dan teduh, kemudian cari minuman, kopi misalnya untuk menyegarkan tubuh dan pikiran.

Apakah itu safety riding?

Kondisi seperti saat ini membuat sepeda motor menjadi pilihan paling praktis dan ekonomis sebagai alat transportasi baik pribadi maupun keluarga.
Kemampuan melalui jalan yang relatif kecil (selap selip) seakan membuat motor menjadi kendaraan ‘bebas macet’ dan efektif, sementara itu juga konsumsi BBM yang sangat irit membuat kendaraan ini sangatlah ekonomis.

Namun sayang juga ketika demikian mudahnya memperoleh sepeda motor, tetapi tidak dibarengi dengan kesadaran untuk belajar berkendara dengan baik dan aman. Masih banyak kita lihat orang mengendarai motor dengan sekencang-kencangnya, atau sangat lambat dan lain-lain yang membahayakan dirinya juga orang lain disekitarnya.
Menurut survey tim safety riding course, lebih dari 50% kecelakaan sepeda motor disebabkan oleh faktor manusia itu sendiri, selain faktor kendaraan dan lingkungan.



Mungkin disinilah perlunya kita ikut suatu klub motor. Apakah itu klub motor sejenis maupun klub motor berbagai merek, yang penting adalah klub yang bisa membina kita menjadi bikers yang baik dan tertib.
Klub motor yang baik salah satunya adalah klub yang peduli dengan keselamatan dan keamanan berkendara.
Beberapa klub yang saya kenal, melakukan acara khusus untuk melatih dan memberi pencerahan tentang keselamatan dan keamanan berkendara. Bahkan untuk menggelar acara tersebut dilibatkan juga beberapa vendor sebagai sponsor, yang artinya semua sepakat akan pentingnya keselamatan.

Safety Riding ! Sama halnya dengan istilah Safety Driving bagi pengguna mobil, istilah Safety Riding mengacu kepada perilaku berkendara yang secara ideal harus memiliki tingkat keamanan yang cukup bagi diri sendiri maupun orang lain.


Dalam pelatihan Safety Riding, disajikan dalam teori dan praktek.
Umumnya dalam teori dijelaskan seputar keselamatan berkendara, pentingnya pemanasan tubuh saat hendak berkendara, kesiapan kendaraan, posisi berkendara yang ideal, dan lain-lain.

Kesiapan berkendara yang diperlukan untuk sepeda motor antara lain:

  • Sarung Tangan, sebaiknya memiliki lapisan yang dapat menutupi kedua belah tangan dan bahan yang dapat menyerap keringat serta tidak licin saat memegang grip/handle motor.
  • Jaket, sebaiknya mampu melindungi seluruh bagian tubuh baik dari terpaan angin maupun efek negatif kala terjadi benturan baik kecil maupun besar.
  • Helm (minimal Half Face), sebaiknya mampu memberikan proteksi lebih kepada kepala, poin inilah yang selalu dilewatkan oleh tipikal bikers pengguna helm ‘catok’ dan sejenisnya.
  • Sepatu, haruslah mampu memberikan kenyamanan serta keamanan bagi seluruh lapisan kaki.
Secara umum untuk pelatihan praktek Safety Riding diajarkan:

-Teknik pengereman dengan hanya mengandalkan rem depan, rem belakang, dan kombinasi keduanya. Teknik ini untuk membiasakan bikers untuk membedakan fungsi dua sisi rem saat hendak berhenti ber-akselerasi.

-Teknik “slalom” dengan cone di lintasan. Teknik ini untuk melihat kemampuan peserta menikung dengan cepat dari sisi kiri ke kanan dan sebaliknya

-Teknik berjalan di lintasan ala “bumpy-road” , teknik ini untuk membiasakan bikers untuk memberi kenyamanan saat jalan tidak mulus atau bergelombang.

-Teknik berkendara di lintasan lurus dan sempit berupa bilah dengan asumsi kendaraan berjalan di jalan kecil dan diliputi kemacetan. Teknik ini untuk membiasakan diri bagi bikers untuk tetap dapat melakukan handling tanpa menurunkan kaki dalam kecepatan rendah.

Perangkat keamanan semacam decker lutut dan siku plus helm menjadi wajib untuk peserta pelatihan Safety Riding.


Dari materi-materi seperti inilah diharapkan muncul niatan dari para pengendara untuk membiasakan diri sendiri memberi upaya keselamatan berkendara. Gampang-gampang susah, itu ternyata pendapat yang muncul di benak peserta setelah semua sesi praktek dilapangan dilakukan.
Dari sekian banyak poin yang dipelajari peserta semua memiliki arti masing-masing dengan kesimpulan bahwa keselamatan berkendara amatlah dibutuhkan untuk mengurangi angka kecelakaan dijalan. Ya ! Semua dimulai dari diri sendiri, alangkah baiknya jika hasil kursus singkat ini dapat dibagi dengan rekan-rekan lain sesama pengendara.

Buktikan bahwa kita mampu berkendara dengan baik, tidak sembrono, tidak ugal-ugalan, patuh lalu-lintas, dan menghormati sesama pengguna jalan serta memberi contoh positif kepada sesama pengguna jalan.

Peraturan lalu lintas bagi kendaraan bermotor

Jika anda pengguna sepeda motor siap-siap untuk menerima denda yang menakutkan jika tidak mematuhi peraturan lalu lintas. berikut ini daftar denda bagi pesepeda motor yang tidak mematuhi aturan lalu lintas :

1. Tidak menyalakan lampu di siang hari, denda maksimal yang akan di kenakan sebesar Rp. 100 ribu tertera di pasal 293 ayat (2) jo pasal 107 ayat (2).

2. Pengendara sepeda motor tidak mengenakan Helm Standar Nasional Indonesia (SNI) denda maksimal Rp. 250 ribu pasal 291 ayat (1) Jo Pasal 106 ayat (8).


3. Pengendara sepeda motor membiarkan penumpangnya tidak menggunakan Helm denda maksimal Rp. 250 ribu pasal 291 ayat (2) Jo Pasal 106 ayat (8).

4. Pengendara sepeda motor mengangkut penumpang lebih dari satu orang tanpa kereta samping denda Maksimal Rp. 250 ribu Pasal 292 Jo Pasal 106 ayat (9).

5. Pengendara sepeda motor tidak memenuhi persyaratan teknis seperti kaca, spion, klakson, lampu utama, lampu rem, lampu penunjuk jala, alat pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan, knalpot dan kedalaman alur ban denda maksimal Rp.250 ribu Pasal 285 ayat (1) Jo Pasal 106 ayat (3) dan Pasal 48 ayat (2) dan ayat (3)

6. Berdasarkan Pasal 267 ayat (3) dan ayat (4) UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan terhadap pelanggar yang tidak hadir di sidang pengadilan, maka denda yang dititipkan ke bank adalah sebesar jumlah denda maksimal untuk setiap pelanggaran.